Minggu, 18 Desember 2011

pengawasan dalam majement

A.Pengantar 


Banyak kasus disuatu organisasi tidak dapat terlesesaikan seluruhnya karena tidak ditepatinya waktu penyelesaian ( Deadline ) anggaran yang berlebihan, dan kegiatan lain yang menyimpang dari rencana semula. 

B. Devinisi Pengawasan 

Menurut Robert J. Mockler,pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.

C.Bentuk-bentuk Pengawasan

1. Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi atau perkembangan tujuan.
2. Pengawasan Concurrent (concurrent control)
Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.

D. Tahap Proses Pengawasan

1. Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.

E. Perancangan Proses Pengawasan

William H. Newman menetapkan prosedur sistem pengawasan, dimana dikemukakan lima jenis pendekatan, yaitu :
1. Merumuskan hasil diinginkan, yang dihubungkan dengan individu yang melaksanakan.
2. Menetapkan petunjuk, dengan tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan, yaitu dengan :
a. pengukuran input
b. hasil pada tahap awal
c. gejala yang dihadapi
d. kondisi perubahan yang diasumsikan
3. Menetapkan standar petunjuk dan hasil, dihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik, dimana komunikasi pengawasan didasarkan pada prinsip manajemen by exception yaitu atasan diberi informasi bila terjadi penyimpangan dari standar.
5. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi, bila perlu suatu tindakan diganti.

F. Management By Exception (MBE)

MBE atau prinsip pengecualian, dengan titik perhatian pada pengawasan yang paling kritis dan mempersilahkan karyawan atau manajemen tingkat rendah untuk membuat variasinya. Ini digunakan untuk operasi-operasi yang bersifat otomatis dan rutin.

G. Manajemen Informasi System (MIS)

Ini memainkan peranan penting dalam pengawasan dan perencanaan yang efektif. Pengertian MIS yaitu suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membuat proses pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif.

Tahap perancangan dari MIS yaitu :
1. survai pendahuluan dan perumusan masalah
2. desain konsepsual
3. desain terperinci
4. implementasi akhir

Agar MIS berjalan efektif maka harus memenuhi lima kriteria, yaitu :
1. Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
2. Mempertimbangkan secara hati-hati biaya sistem
3. Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
4. Adanya pengujian pendahuluan
5. Menyediakan latihan dan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai sistem.

Kriteria utama MIS efektif yaitu :
1. pengawasan terhadap kegiatan yang benar
2. tepat waktu dalam pemakaiannya
3. menekan biaya secara efektif
4. sistem yang digunakan harus tepat dan akurat5. dapat diterima oleh yang bersangkutan

Kesimpulan :
Pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
Tipe-tipe pengawasan yaitu ; Pengawasan Pendahuluan (preliminary control),Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control), Pengawasan Feed Back (feed back control). Tahap Proses Pengawasan ; Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan), Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan, Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisa penyimpangan –penyimpangan, Pengambilan tindakan koreksi.
Pengawasan penting disebabkan karena Perubahan lingkungan organisasi, Peningkatan kompleksitas organisasi, Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan, Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang, Komunikasi dan Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi.
Perancangan proses pengawasan diantaranya yaitu; Merumuskan hasil yang di inginkan, Menetapkan penunjuk hasil, Menetapkan standar penunjuk dan hasil, Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik dan Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi. Bidang strategik dalam pengawasan ialah Transaksi Keuangan, Hubungan Manajer dan Bawahan, dan Operasi-operasi Produktif. Alat-alat pengawasan yang paling umum ialah Manajemen Pengecualian (Management by Exception), Management Information System (MIS), Analisa Rasio dan Penganggaran.

Sumber :
http://christyawan22.blogspot.com/2011/11/pengawasan-pada-manajemen-umum.html
http://pyia.wordpress.com/2010/01/03/tugas-teori-organisasi-umum/

Jumat, 16 Desember 2011

PENGKOORDINASIAN


Koordinasi dalam operasionalnya mengerjakan unit- unit, orangorang,lalu lintas informasi, dan pengawasan seefektif mungkin, semuanyaharus seimbang dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Organisasi yang baik memberikan susunan administratif, aturan-aturan,mekanisme pengkoordinasian yang dibutuhkan untuk memudahkanmenjalankan aktivitas organisasi secara maksimal. Sebagaimana dikemukakan Henry L. Sisk bahwa manajemen adalah koordinasi darisemua sumber melalui proses perencanaan, pengorganisasian pimpinan,dan pengawasan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Sedangkan koordinasi (coordination) mengandung makna menjaga agartugas-tugas yang telah dibagi, tidak dikerjakan menurut kehendak yangmengerjakan saja, tetapi menurut aturan sehingga menyumbangpenyampaian tujuan.Pengkoordinasian menurut The Liang Gie merupakan rangkaianaktivitas menghubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan orangorangdan pekerjaannya sehingga semuanya berlangsung secara tertib danseirama menuju kearah tercapainya tujuan tanpa terjadi kekacauan,percekcokan, kekembaran kerja atau kekosongan kerja.SedangkanOteng Sutisna merumuskan koordinasi ialah mempersatukan sumbangansumbangandari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arahtercapainya maksud yang ditetapkan.Purwanto mengemukakan koordinasi adalah aktivitas membawaorang-orang, materiil, pikiran-pikiran, teknik-teknik, dan tujuan-tujuan kedalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatutujuan. Dari pengertian ini dapat ditegaskan bahwa pengkoordinasiandalam organisasi sekolah adalah mempersatukan rangkaian aktivitaspenyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dengan menghubungkan, menyatu padukan dan menyelaraskan kepala sekolah,guru, tenaga kependidikan, dan personal lainnya dan pekerjaannyadibawah tanggung jawab kepala sekolah sehingga semuanya berlangsungsecara tertib kearah tercapainya maksud yang telah ditetapkan. Koordinasiharus dapat meningkatkan kerjasama antara kepala sekolah dan personalsekolah sebagai anggota organisasi semaksimal mungkin pada tatarsekolah maupun unit kerja sekolah.Koordinasi harus menghasilkan penyatuan arah dalammelaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dari tiap-tiapbagian maupun personal dalam keseluruhan agar terdapat hubungan yangbaik, segala sesuatu berjalan menurut rencana pada waktu yang tepat.Pengkoordinasian mutlak diperlukan dalam organisasi pendidikankhususnya sekolah, karena dalam organisasi sekolah ada pembagian kerjayang amat pokok yaitu pekerjaan mendidik, pekerjaan manajemen sekolahdan manajemen pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan sesuaimutu yang dipersyaratkan.
Setiap orang harus mengetahui tugas masing-masing, sehinggayang tumpang tindih dan pekerjaan yang tidak perlu dapat dihindarkan.Dalam menjalankan tugas pendidikan di sekolah, pengatur waktumerupakan hal yang terpenting, karena ada kegiatan yang harusdidahulukan, dan ada yang harus dilakukan kemudian atau bersamaan,semua dikoordinasikan oleh kepala sekolah sebagai seorang pimpinan. Tanpa pengkoordinasian yang benar maka tiap komponen seperti guru,tenaga kependidikan dan karyawan pendidikan lainnya akan berjalansendiri-sendiri tanpa arah yang jelas. Suatu usaha kerjasama sekolah yangbaik, pengkoordinasian yang efektif merupakan suatu keharusan, dankoordinasi itu tidaklah timbul dengan sendirinya, melainkan harusdiusahakan oleh manajer sekolah pada setiap unit kerja pendidikan disekolah dengan sungguh-sungguh dan terencana.Pembagian kerja dan spesialisasi atas dasar tanggung jawabprofesionalnya masing-masing berjalan menuju kesatu titik tercapainyatujuan pendidikan. Titik fokus dari koordinasi tersebut terselenggaranyaseluruh program sekolah sesuai yang direncanakan dan mencapai tujuansesuai yang ditargetkan. Koordinasi yang baik akan berhasil dengan syarat(1) pembagian kerja yang jelas dalam organisasi sekolah; (2) membangunsemangat kerja sama yang besar diantara kepala sekolah, guru, tenagakependidikan dan personal sekolah lain dan adanya organisasi informalyang sehat dalam tubuh organisasi yang bersangkutan; (3) tersedianyafasilitas kerja dan kontrak hubungan yang cukup lancar bagi semua pihakdalam organisasi; (4) memulai tahapan suatu kegiatan dengan benar danmempertahankan kualitas pekerjaan sebagai proses yang kontinu

cinta yang pergi

cinta mengapa kau pergi
cinta mengapa kau hancurkan hatiku
cinta mengapa kau tega khianati diriku
        andai kau tau isi hatiku
        andai kau tau sakit hatiku
        andai kau tau rasa sakit hatiku
mengapa kau tinggalkan diriku
mengapa kau dua kan cintaku
mengapa kau pilih dia dari pada diriku
cinta cinta cinta ohh cinta........